Senin, 06 Februari 2017

Sejarah dan VISI - MISI Perguruan pencak silat Budhi Suci





A.  SEJARAH  UMUM  PERGURUAN PENCAK SILAT  BUDHI SUCI

Adalah Pembaruan dari “Pencak Budi Suci” atau “pencak Tohirotul Amal” yang mengalami proses pematangan dan penyempurnaan dalam kurun waktu yang panjang, mulai jaman kerajaan hingga jaman sekarang, yang sejarah singkatnya akan kami uraikan dalam paragraf berikutnya, Persatuan Beladiri Budi Suci adalah perguruan pencak silat yang menjujung tinggi Perdamaian dan kemanusiaan, menolak adanya penindasan dan penjajahan, serta bertujuan menumbuhkan karakter atau kepribadian anak bangsa yang berjiwa kesatria dan bijaksana. Yang saat ini PBBS banyak diikuti oleh para pelajar,anggota kesatuan TNI ABRI dan POLRI.
Pertama kali di gagas oleh salah satu anggota wali songo Syeh Magribi alias Syeh Abdurrosyid alias Sunan Gresik dengan nama Pencak (Silat) Tohirotul Amali yang mengajarkan dan mengembangkan khasanah budaya asli Nusantara berupa seni beladiri atau pencak silat yang dipadukan dengan gerakan dan amalan Karomatul Auliya’ dari arab saudi serta warisan sunnah Rosulullah SAW. karena kita tahu bahwa perjuangan Islam semasa Rosulullah masih hidup, sering diwarnai dengan peperangan dengan memakai senjata tajam dan beladiri tangan kosong.
Warga Pencak Tohirotul Amali kemudian banyak memperkuat pasukan tempur kerajaan Giri Kedaton dan pada tanggal 09 September 1402 berganti nama menjadi BUDI SUCI yang di naungi Sunan Giri, dan bersama-sama pasukan Tawon pimpinan Sunan Kalijaga, BUDI SUCI juga pernah bergabung dengan Pasukan walisongo di bawah komando Kerajaan Demak Bintoro yang di Pimpin oleh Raden Fatah untuk menaklukkan Kerajaan Raksasa penguasa Nusantara yaitu Majapahit.
Pada masa pendudukan Kolonialis Belanda di Negeri kita, Budi Suci sering bergabung dengan pasukan-pasukan yang dipimpin oleh guru-guru Thoriqoh dan kyai-kyai pesantren untuk berperan aktif melawan penjajah, salah satunya adalah pada tanggal 19 Juli 1825 Warga pencak Budi Suci dan perguruan Silat yang lain, serta sejumlah kelompok pasukan Rakyat, bersama –sama bergabung dalam pasukan yang bernama RESIMEN JAWA (mayoritas Muslim), RESIMEN BUGIS dan MAKASAR (banyak yang Kristen) yang di komandani Daeng Marewa, RESIMEN KLUNGKUNG BALI (semuanya beragama Hindu). Dan Semua resimen maju di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro untuk melawan Penjajah Belanda.
Lambat laun Pencak Budi Suci semakin dikenal oleh masyarakat luas, namun dari pertama berdiri, Budi Suci tidak memakai atau membuat lambang tertentu, kami tidak tahu alasan yang jelas “mengapa Budi Suci tidak membuat lambang perguruan?”, mungkin saja sebab Budi Suci sering bernaung dibawah komando pasukan kerajaan, jadi lambangnya mengikuti Panji-panji Kerajaan.
Hingga akhirnya pada era perjuangan dan era kemerdekaan Indonesia, beberapa lulusan atau warga – warga terbaik Pencak Budi Suci yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia bahkan sampai keluar negeri, mencoba mengembangkan Jurus-jurus Budi Suci dan membuat atau merangkai lambang pencak Budi Suci, bahkan terkadang ada yang menambah dan merubah nama Budi Suci dengan nama yang lain, contohnya ada yang namanya “Budi Suci Internasional”, “Berkah Budi Suci” , dll; dengan lambang yang berbeda-beda pula, namun sebagian besar jurus-jurusnya tetap sama seperti pertama kali berdiri, hanya saja ada beberapa jurus yang mengalami perkembangan, ini semata karena memang pencak silat adalah BUDAYA BANGSA yang terus mengalami perkembangan dan tidak bisa dibatasi 
perkembangannya.

B.       SEJARAH PERGURUAN BUDHI SUCI DI KAB. TANJUNG JABUNG BARAT
Diawali dari seorang Pak Bajan beliau melakukan sanyembara dengan isi sanyembaranya “barang siapa saja yang bisa memotong rambut nya, jika kalau dia seorang laki-laki akan di berangkatkan ketanah Suci Makah bersamanya dan jika wanita maka akan di jadikan istrinya. Selama perjalanan sanyembaranya tak seorangpun yang mampu memotong rambut Pak Bajan hingga Pak Bajan berjalan dan terus berjalan mengelilingi Kota kekota sampai ke daerah Banten langkah Pak Bajan terhenti di padepokan Siti Fatimah Seorang Guru Silat. Siti fatimah adalah seorang Pendekar guru Silat. Pada saat itu juga Ibu Siti Fatimah sedang melakukan sanyembara yang dalam sanyembaranya “Barang siapa yang bisa menyentuh tubuh Siti Fatimah dengan tangannya yang di olesi arang maka akan di jadikan suaminya. kemudian Pak Bajan dan Ibu Siti Fatimah bertarung dengan sengit  kemudian tanpa disadari rambut Pak Bajan terputus oleh golok Ibu Fatimah dan sanyembarapun terhenti dan pak bajan menepati janjinya. Begitu juga dengan sanyembara Ibu Siti fatimah. Kemudian akhirnya mereka menikah dan menggabungkan Ilmunya yang tenaga dalamnya dari bapak Bajan (Yaitu BUDHI SUCI) sedangkan untuk Silat lahirnya di ambil dari Ibu Fatimah. Adapun makna dari kata BUDHI SUCI adalah  Budhi yang artinya gerak dlm bahasa Jawa sedangkan Suci yaitu Bersih. dengan kesimpulan segerak apapun kamu yang penting suci. Kyai Sidik adalah  murid dari pak bajan dan untuk penyebarannya ilmu silat Budhi Suci ini ke nusantara adalah peran Kyai Sidik. murid dari Pak Bajan. Sebagai penerusnya  bahkan penyebarannya sampai memasuki daerah Singapura dan Malaysia. "Setelah perang kemerdekaan tekad Almarhum Kyai Sidik mengamalkan serta menyebarluaskan perguruan silat Budhi Suci ini ke pelosok Nusantara diantaranya yaitu:
Tahun 1950 mulailah perjalanan panjang Kyai Sidiq ke daerah Indramayu, Cirebon, dan Banten.
Tahun 1952 di Pulau Seribu yang dilanjutkan di Jakarta tahun 1954.
Tahun 1957 di Teluk Bangka,
Tahun 1962 di Tanjung Pinang
Tahun 1969 mengajar di Medan.
Tahun 1970 di Banyuwangi,
Tahun 1971 di Palembang yang dilanjutkan ke Semarang dan Rembang
Tahun 1972. Pada tahun 1973 di Sidoarjo, Probolinggo dan Blitar,
Tahun 1974 di Surabaya,
Tahun 1975 di Singapura,
Tahun 1976 di Malaysia dan Sumatra Selatan,
Tahun 1977 di Bandar Lampung dan
Tahun 1978 di Bali.  

Bapak  Rohimin (Mbah Min/Bone) kelahiran Sei. Gebar pada tanggal 13 Mei 1950. Semasa mudanya selalu hidup dalam perantauan dan mencari ilmu, yaitu Ilmu yang sejati  dan terhentilah pencariannya Bpk Rohimin setelah Belajar Ilmu Budhi Suci ini yaitu sekitar tahun 1970 di Enok Dalam Provinsi Riau. Bapak Rohimin berguru dan Berbai’at dengan Mbah Tenun Kelahiran Cokro Menggalan. Pasar Legi, Ponorogo  Prop. Jawa Timur pada tanggal, 18 Juli 1931.  Pak  Tenun  berguru dan berbai’at dengan  Kyai. Sidiq sekitar  tahun 1962 di Kabupaten Tanjung Pinang  Provinsi  Riau. Pada waktu  itu Kyai Sidiq sedang mengajar Pencak Silat Budhi Suci di Markas Militer Angkatan Laut (KKO). Kemudian Bapak Rohimin Mendapat ijazah Wejang sekitar th 1994/1995. Bapak Rohimin adalah murid satu-satunya yang mewarisi Ilmu Budhi Suci dari Tuan Guru yaitu Mbah Tenun.
Kemudian pada tahun 1983 Bapak  Rohimin membuka perguruan  Pencak Silat Budhi Suci ini di Desa Sungai Gebar  Kec. Kuala Betara.  Dan pada tahun 1986  Bpk Rohimin  membuka perguruan pencak Silat Budhi Suci di. Jalan Jendral Sudirman Kel. Sriwijaya Kec. Tungkal Ilir Kab. Tanjung Jabung Barat Propinsi Jambi hingga sekarang, dan di Kec. Merlung sekitar  tahun 1996/97.

C.  INILAH SILSILAH PERGURUAN PENCAK SILAT BUDHI SUCI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT. 

1. Bapak Rohimin Berguru dan di ijazahi oleh Pak Tenun
2. Bapak Tenun Berguru dan di ijazahi oleh Kyai Sidiq
3. Kyai Sidiq Berguru dan di ijazahi oleh Pak Bajan
4. Ibu Fatimah 

5. Bpk. Bajan 
   

        Kuala Tungkal, 11 Oktober  2015
                                                                             
     DEWAN  PENGESAH
                                                              PERGURUAN  PENCAK  SILAT  BUDHI SUCI
                                                                       




                                                                                ROHIMIN/BONE



             VISI

Membentuk dan menciptakan murid-murid yang handal, unggul, berbobot, berprestasi, yang berkwalitas, beriman, berbudaya, berbudipekerti yang luhur dan berjiwa ksatria, serta bermanfaat juga berdaya guna bagi umat manusia.


 MISI

1.  Menjaga, mengembangkan, melestarikan, memperkenalkan juga mempertahankan pencak silat sebagai aset budaya bangsa asli indonesia
2.    Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat melalui pencak silat.
3.   Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian dan keadilan juga taat, patuh dan menghormati peraturan dan undang-undang yang berlaku.
4.  Memberikan murid-murid keimanan, ketakwaan, budipekerti yang luhur dan berjiwa ksatria yang tahan uji serta selalu menegakkan kebenaran dan keadilan yang cinta bangsa dan tanah airnya.
5.  Membentuk dan menciptakan rasa kesetian, kekeluargaan, dan persaudaraan antara anggota budhi suci.
6     Membentuk dan menciptakan murid-murid yang berprestasi, sehat, cerdas, tangkas, dan tanggap.
7.    Selalu meningkatkan mutu perguruan dan prestasi.














Pematahan Besi Per mobil



Dr. Ir. H. Safrial, MS Bupati Tanjung Jabung Barat 2017